KOMPETENSIKEPRIBADIAN GURU Pengantar Rendahnya daya saing sumberdaya manusia Indonesia, mengilhami pemerintah untuk melakukan reformasi di bidang pendidikan. Sebab, sebagaimana diyakini dalam teori human investment dikatakan bahwa kualitas pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas dan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Hal ini
4 dimensi dari keimanan itu menyangkut tiga ranah yaitu ma'rifatun bil qalbi, iqrarun bil lisan dan amalun bil arkan. dari contoh-contoh amalan di bawah ini yang merupakan cabang iman dalam ranah ma'rifatun bil qalbi adalah.... a. belajar dan menuntut ilmu b. membaca kalimat thayyibah c. membaca kitab suci al-qur'an d. mengajarkan ilmu kepada orang lain e. mencintai dan membenci karena allah swt. Jawabane. mencintai dan membenci karena Allah SWT
Sedangkanmenurut istilah hari akhir adalah hari kehancuran alam semesta beserta seluruh isinya. Iman kepada hari kiamat atau hari akhir merupakan rukun iman yang kelima, tidak
Ilustrasi Fungsi Iman Kepada Hari Akhir, sumber Teks Co“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah, Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu hai Muhammad, boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” [Al-Ahzaab 63]Fungsi Beriman Kepada Hari AkhirRasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.” HR. Muslim, no. 8“Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat Bilakah terjadinya? Katakanlah! Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat hura-haranya bagi makhluk yang di langit dan yang di bumi. Kiamat itu tidak datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah! Sesungguhnya pengetahuan tentang Hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.Al-A’raf, 7187“Ingatlah hari ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga” Maryam, 1985-86“Apabila bumi digoncang dengan goncangannya yang dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat yang dikeluarkannya. Dan manusia bertanya Mengapa bumi jadi begini?. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Kerana sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan yang demikian itu kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kubur-kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan pekerjaannya. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun nescaya dia akan melihat balasannya. Dan sesiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrahpun, nescaya akan melihat balasannya”. Az-Zalzalah, 991-8“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan”. Al-Anbiya, 2147“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapati laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan di-ringankan siksa dari mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh.” [Al-Baqarah/2 161-162]

Kesepakatantersebut terkait dengan jenis pekerjaan, jam kerja, lama kerja, gaji, sistem pembayaran, dan tunjangan-tunjangan. Pemikiran dan prinsip ekonomi Islam lainnya yang berhubungan dengan bidang ekonomi, manajemen, dan keuangan dapat Grameds temukan pada buku Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. 1.3.6 Syirkah

Kita beriman bahwa kematian bukan akhir perjalanan dan bahwa manusia diciptakan untuk kekal selamanya. Akan tetapi, kematian memindahkan manusia dari satu tempat ke tempat lain; dari negeri ujian ke negeri balasan. Hari ini adalah kerja tidak ada hisab. Sementara, esok adalah hisab tidak ada kerja. Di akhirat seluruh jiwa diberi balasan sesuai dengan amal yang ia lakukan dan abadi menurut amal yang telah dikerjakan. يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ. فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan meski seberat biji atom, niscaya dia akan melihat balasannya. Serta barangsiapa yang mengerjakan kejahatan meski sebesar biji atom, niscaya dia akan melihat balasannya pula.[1] Seluruh risalah langit mengajak untuk beriman kepada hari akhir serta pahala dan hukuman, serta sorga dan neraka yang ada di dalamnya. Terutama, risalah Islam yang menjadikan masalah kebangkitan sebagai salah satu tema utama Alquran sekaligus mendebat kaum musyrikin yang mengingkari keberadaannya. Alquran menjelaskan kepada mereka bahwa Allah adalah وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ Dialah yang menciptakan manusia dari permulaan kemudian mengembalikan menghidupkannya kembali. Menghidupkan kembali adalah lebih mudah bagi-Nya.[2] أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ Apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa pula menciptakan yang serupa dengan mereka.[3] Selanjutnya Allah menjelaskan kepada mereka bahwa hikmah Tuhan Yang Mahaagung, Maha Mengetahui, dan Mahakuasa menghendaki agar makhluk tidak lenyap begitu saja. Sebab, ada orang yang terbunuh, yang diperlakukan sewenang-wenang, serta yang dianiaya, sementara si penganiaya belum mendapatkan balasannya dan orang yang dianiaya belum mendapatkan haknya. Allah befirman, وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ . أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya dengan sia-sia. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir. Maka, celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah pula Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?![4] أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ . فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?Maha Tinggi Allah, Raja yang Sebenarnya.[5] Alquran memandang bahwa penciptaan manusia akan menjadi sia-sia tanpa tujuan dan hikmah jika ia tidak dibangkitkan lagi setelah mati guna mendapatkan balasan yang setimpal. Inilah sangkaan kaum materialis atau atheis yang berkata, ”Kami mati dan hidup tanpa ada yang membinasakan kami kecuali perjalanan masa. Manusia dilahirkan oleh rahim dan ditelan oleh bumi. Tidak ada lagi selain itu.” Betapa hina dan naifnya kehidupan jika berakhir semacam itu. Alquran membantah kaum musyrikin yang mengingkari hari kebangkitan di mana dengan sombong mereka meminta agar Allah menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur. Alquran juga membantah mereka yang tidak memahami keadilan dan kebijaksanaan-Nya dengan menyangka bahwa lembaran kehidupan ini akan segera dilipat sementara orang yang baik tidak mendapat balasan kebaikannya dan orang jahat tidak mendapat balasan dari kejahatannya. Seolah-olah tidak ada Tuhan yang mengatur alam ini. Di samping itu, Alquran membantah orang-orang yang mengira bahwa di akhirat nanti akan berguna syafaat sejumlah orang yang bisa memberikan syafaat dan syafaat orang-orang yang dengan pengaruhnya bisa menggugurkan prinsip keadilan. Alquran membantah bahwa sejumlah orang yang melakukan berbagai kezaliman dan dosa bisa diberi syafaat oleh tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah, atau oleh para dukun yang dijadikan sebagai perantara antara mereka dan Tuhan. Begitulah sangkaan kaum musyrikin dan sangkaan sebagian ahlul kitab. Alquran menyanggah semua klaim palsu tersebut dengan tegas dan jelas, مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ Siapa yang mengerjakan amal saleh maka pahalanya untuk dirinya sendiri. Dan siapa yang mengerjakan perbuatan jahat, maka dosanya untuk dirinya sendiri. Sekali-kali Rabb-mu tidak pernah berbuat aniaya kepada para hamba.[6] مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى Siapa yang berbuat sesuai dengan petunjuk Allah, maka hal itu untuk keselamatan dirinya sendiri. Dan siapa yang sesat sesungguhnya ia akan merugi sendiri. Seorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain.[7] مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah kecuali dengan ijin-Nya.[8] وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى Berapa banyak malaikat di langit syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai-Nya.[9] وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ Mereka tidak bisa memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah.[10] فَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat.[11] Alquran menegaskan bahwa syafaat hanya diberikan sesudah Allah memberikan ijin. Sementara, tidak ada seorang malaikat atau rasulpun yang bisa memaksa-Nya untuk memberikan syafaat. Juga telah digariskan bahwa syafaat tidak diberikan kepada setiap orang. Siapa yang mati dalam kondisi menyekutukan Allah dan mengingkari-Nya, Allah tidak akan mengijinkan seorangpun untuk memberikan syafaat padanya. Meskipun ada yang memberinya syafaat, maka syafaat tersebut tertolak. Pasalnya, syafaat hanya berguna bagi kalangan beriman dan bertauhid yang melakukan kesalahan. Di akhirat catatan amal akan dihamparkan, timbangan akan ditegakkan sehingga setiap orang bisa membaca kitab miliknya, اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا Bacalah kitabmu! Cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab atasmu.[12] وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا Dan diletakkanlah kitab. Lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap isinya. Mereka berkata, “Sungguh celaka kami. Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya?!” Mereka melihat seluruh amal yang telah mereka kerjakan ada di dalamnya. Tuhanmu tidak pernah berbuat aniaya terhadap siapapun.”[13] يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadirkan di hadapannya. Begitu juga kejahatan yang telah dikerjakan. Ia ingin kalau kiranya antara ia dan hari itu ada masa yang jauh.[14] Di sini manusia mendapati dan melihat amalnya sudah berada di hadapan. هَذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ Inilah Kitab catatan kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar.[15] Demikianlah kitab catatan tersebut menuturkan tentang manusia lalu timbangan datang sebagai pemutus perkara secara adil. وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ Kami akan memasang timbangan yang adil pada hari kiamat. Maka, tidak ada yang dirugikan barang sedikitpun. Jika amalan itu hanya seberat biji sawi sekalipun pasti Kami mendatangkan pahalanya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.[16] Lalu, situasi ini berakhir dengan terbaginya manusia menjadi tiga kelompok Kelompok cekatan yang berada dekat dengan-Nya. Kelompok kanan. Kelompok kiri. Inilah yang Allah sebutkan dalam surat al-wâqi’ah, فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ . فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ . وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ . فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ . وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ . فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ . وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ . إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ Adapun jika dia termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah maka dia memperoleh ketenteraman dan rizki serta sorga yang penuh dengan kenikmatan. Jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan. Adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam yang disebutkan ini adalah suatu keyakinan yang benar.[17] Di dalam sorga terdapat berbagai bentuk kenikmatan materi dan maknawi yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, serta tidak pernah terlintas dalam benak manusia. فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menyenangkan yang disediakan sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.[18] وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin lelaki dan perempuan bahwa mereka akan mendapat sorga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan mendapat tempat-tempat yang bagus di sorga Adn. Ridha Allah adalah lebih besar. Itulah keberuntungan yang sangat agung.[19] Adapun di neraka terdapat berbagai macam siksa moril dan materil sebagaimana yang disebutkan oleh Alquran dan diingatkan kepada kaum beriman. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; serta penjaganya berupa malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak pernah melanggar apa yang Allah perintahkan pada mereka, dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan.[20] كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan siksa yang ada.[21] Catatan Kaki [1] al-Zalzalah 6-8. [2] al-Rûm 27. [3] al-Isrâ` 99. [4] Shâd 27-28. [5] al-Mu’minûn 115-116 [6] Fushshilat 46. [7] al-Isrâ 15. [8] al-Baqarah 255. [9] al-Najm 26 [10] al-Anbiyâ` 28. [11] al-Muddatstsir 48. [12] al-Isrâ` 14. [13] al-Kahfi 49. [14] Ali Imran 30. [15] al-Jâtsiyah 28. [16] al-Anbiyâ 47. [17] al-Waqi’ah 88-95. [18] al-Sajadah 17 [19] al-Taubah 72. [20] al-Tahrîm 6. [21] al-Nisâ` 56. Sederhananya maksud Islam rahmatan lil alamin adalah Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Adapun, contoh Islam rahmatan lil alamin adalah guru atau dosen sebagai sumber belajar bagi - Perbuatan yang termasuk iman kepada hari akhir di antaranya selalu berusaha menjadi lebih baik, tidak terjebak pada gemerlap dunia, hingga bersikap rendah hati. Hikmah dari iman kepada hari kiamat seperti kehidupan dunia tidak abadi, perilaku baik dan buruk akan menerima balasannya, sampai meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Salah satu dari rukun iman adalah percaya kepada hari akhir atau hari kiamat. Seorang muslim wajib meyakini dengan hati, lisan, dan perbuatan bahwa hari akhir pasti akan datang. Kendati tidak ada seorangpun yang mengetahui datangnya hari kiamat kecuali Allah SWT. Apabila seorang muslim tidak memercayai adanya hari kiamat, maka diragukan keimanannya. Perihal mengenai datangnya hari kiamat salah satunya termuat dalam firman Allah SWT di Surah Al-Hajj ayat 7 sebagai berikut “Dan sungguh, [hari] Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur,”QS. Al-Hajj [22]7. Hari kiamat adalah hari berakhirnya kehidupan dunia yang ditandai dengan hancurnya alam semesta dan seisinya. Setelah hari kiamat berlalu, manusia akan dihidupkan kembali untuk dikumpulkan di Padang mahsyar untuk ditimbang seluruh amalnya di dunia. Hal ini sebagaimana termuat dalam Surah Az-Zumar ayat 68 dan Al-Qari’ah ayat 1-11 sebagai berikut “Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua [makhluk] yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi [sangkakala itu] maka seketika itu mereka bangun [dari kuburnya] menunggu [keputusan Allah],”QS. Az-Zumar [38]68. “Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Maka adapun orang yang berat timbangan [kebaikan]nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan [senang]. Dan adapun orang yang ringan timbangan [kebaikan]nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? [Yaitu] api yang sangat panas,” QS. Al-Qari’ah [101] 1-11. Apa Saja yang Termasuk Iman kepada Hari Akhir dan Hikmahnya Keimanan seorang muslim kepada hari akhir seyogyanya diimplementasikan, baik dengan hati, lisan, maupun perbuatan. Berikut ini beberapa perbuatan yang termasuk beriman kepada hari akhir Selalu berusaha menjadikan diri lebih baik. Tidak terlena dengan kemewahan dunia. Tidak iri pada nikmat orang lain. Bersikap rendah hati. Menghindari sikap cinta dunia berlebihan. Bersikap optimis dan berlapang dada. Apabila seseorang mampu mengimplementasikan beberapa contoh perbuatan beriman kepada hari akhir, ia akan mendapatkan hikmah. Beberapa contoh hikmah dari seseorang yang beriman kepada hari akhir sebagai berikut Menyadari bahwa seluruh makhluk akan rusak serta kehidupan yang abadi hanya akhirat. Menyadari bahwa seluruh amal baik atau buruk manusia akan menerima balasan dari Allah SWT. Meningkatkan sikap disiplin dalam beribadah kepada Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Mengendalikan diri agar tidak mudah terpengaruh keindahan dunia dan lebih mengutamakan kepentingan akhirat. Baca juga Dalil Iman kepada Hari Akhir Pengertian & Tandanya menurut Islam Tahapan Hari Akhir Yaumul Barzah hingga Surga dan Neraka - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Dhita Koesno
Danjika ia menciumnya, maka di hari akhir akan digunting kedua bibirnya dengan gunting api neraka. Dan jika ia berzina dengannya, maka kedua pahanya akan menyaksikan kelak di hari akhir tentang perbuatannya yang keji itu dan Allah murka kepadanya“. Hadis 8. Hadis an-Nawwas radhiyallahu ‘anhu.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID AUpS2SQ0HFUwlm0wyVA1a_v-YnYpvaKUOYtq6PwdO_Epcheyh9Uhpw== IbnSina (370-428 H/980-1037 M), seorang filosof dan ahli kedokteran yang banyak memberikan sumbangan terhadap Psikologi Islami. Dalam bukunya yang termashur, al-Syifa, membahas tentang jiwa, eksistensinya, hubungan jasmani-ruhani, sensasi, persepsi dan aspek-aspek terkait lainnya. loading...Iman kepada Allah sangat terkait dengan keimanan kepada hari akhir. Foto/Ilustrasi Ist Ada dua hal pokok berkaitan dengan keimanan yang mengambil tempat tidak sedikit dalam ayat-ayat Al-Quran. Pertama adalah uraian serta pembuktian tentang keesaan Allah SWT, dan kedua adalah uraian dan pembuktian tentang hari akhir . M Quraish Shihab dalam "Wawasan Al-Qur'an, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat" menyatakan Al-Quran dan hadis Nabi SAW tidak jarang menyebut kedua hal itu saja untuk "mewakili" rukun-rukun iman lainnya. Perhatikan misalnyaوَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَDan ada orang-orang yang berkata, "Kami telah beriman kepada Allah dan hari kemudian", padahal sebenarnya mereka bukan orang-orang mukmin QS Al-Baqarah [2] 8.إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِSesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah yang beriman kepada Allah dan hari kemudian QS Al-Taubah [9] 18.إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلصَّٰبِـُٔونَ وَٱلنَّصَٰرَىٰ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَSesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Shabiin, dan orang-orang Nasrani, siapa saja diantara mereka yang beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran untuk mereka dan tidak pula mereka bersedih hati QS Al-Ma'idah [5] 69. Baca Juga Perhatikan juga sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim melalui Abu Hurairah yang menyatakan "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah dia berkata benar atau diam. Siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia menghormati tamunya". Quraish Shihab menjelaskan bahwa keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari kemudian. Memang keimanan kepada Allah tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada hari akhir."Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinya dengan keyakinan tentang adanya hari kemudian. Karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya ditemukan di hari kemudian nanti," tuturnya. Menurut Quraish, banyak redaksi yang digunakan Al-Quran untuk menguraikan hari akhir, misalnya yaum Al-Ba'ts hari kebangkitan yaum Al-Qiyamah hari kiamat,' yaum Al-Fashl hari pemisah antara pelaku kebaikan dan kejahatan, dan masih banyak lainnya. Al-Quran Al-Karim menguraikan masalah kebangkitan secara panjang lebar dengan menggunakan beberapa metode dan pendekatan. Quraisy menjelaskan kata "Al-Yaum Al-Akhir" saja terulang sebanyak 24 kali, di samping kata "akhirat" yang terulang sebanyak 115 kali. Belum lagi kata-kata padanannya. "Ini menunjukkan betapa besar perhatian Al-Quran dan betapa penting permasalahan ini," jelas juga sisi dari "hari" tersebut yang diuraikan Al-Quran, dan uraian itu -yang tidak jarang berbeda informasinya; bahkan berlawanan- diletakkan dalam berbagai surat. Seakan-akan Al-Quran bermaksud untuk memantapkan keyakinan tersebut-bagian demi bagian serta fasal demi fasal- dalam jiwa pemeluknya. Di sisi lain, banyak pula cara yang ditempuh Al-Quran ketika menguraikan masalah tersebut serta banyak pula pembuktiannya. Baca Juga Penafsir besar Al-Biqa'i 809-885 H mengamati bahwa "kebiasaan Allah SWT adalah bahwa Dia tidak menyebut keadaan hari kebangkitan, kecuali Dia menetapkan dua dasar pokok, yaitu qudrat kemampuan terhadap segala yang sifatnya mungkin dan pengetahuan tentang segala sesuatu yang dapat diketahui baik yang bersifat kulli umum maupun juz'i rinci.Karena, siapa pun tidak dapat melakukan kebangkitan kecuali yang menghimpun kedua sifat tersebut." Untuk membuktikan hipotesisnya, Al-Biqa'i mengutip surat Al-An'am 6 72-73. Quraish berpendapat, apa yang dikemukakan Al-Biqa'i tersebut tidak sepenuhnya benar. Namun dapat dikatakan bahwa kebanyakan ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang hari kebangkitan memang sifatnya demikian, apalagi jika dirangkaikan dengan ayat sebelum dan kedua sifat itu agaknya merupakan argumen singkat menghadapi keraguan atau penolakan kaum musyrik menyangkut hari kiamat yang berdalih "Apakah Tuhan mampu menghidupkan kembali tulang-belulang dan yang telah menyatu dengan tanah? Apakah Dia mengetahui bagian-bagian tubuh manusia yang telah berserakan bahkan telah bercampur dengan sekian banyak makhluk selainnya?" Baca Juga mhy

Tentupenting bagi kita sebagai seorang muslim mempelajari hari kiamat, karena ini adalah salah satu pokok keimanan kita yaitu rukun iman yang ke-5. Dan saat ini, saya akan menginformasikan kepada kamu-kamu semua mengenai

Hari Kiamat, Sumber PinterestPerilaku beriman kepada hari akhir sebaiknya kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hari akhir merupakan hari di mana berakhirnya semua kegiatan, kehidupan di dunia ini. Allah SWT akan menghancurkan dan memusnahkan seluruh alam semesta beserta isinya. Sebenarnya, pada saat ini kita sudah memasuki jumadil akhir dalam kalender hijriah. Sudah banyak tanda-tanda yang menuju pada akhir zaman. Misalnya, banyak yang meninggalkan sholat, jarang membaca Alquran, sibuk mencari urusan duniawi dan lainnya. Tanda-tanda lainnya yaitu keluarnya dajjal, keluarnya Al–Mahdi sebagai pemimpin dunia, Turunya Nabi Isa keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, keluar binatang melata yang dapat sangat penting untuk kita untuk selalu berperilaku beriman kepada hari akhir. Apa saja bentuk perilakunya? 1. Selalu berbuat baik kepada sesama manusia5. Melakukan sholat sunnah6. Shalat jama’ah di masjid maupun di musholaPerilaku Beriman Kepada Hari Akhir Hormat kepada orang tuaSalah satu bentuk perilaku beriman kepada hari akhir yaitu hormat kepada orang tua. Hormat ini memiliki arti yaitu selalu membantu orang tua, selalu melaksanakan apa yang diperintahkan, dan menuruti kata-kata orang perilaku lainnya yaitu7. Membantu teman yang sedang kesusahan8. Menuntut ilmu setiap waktu9. Membantu ibu membersihkan rumah10. Melaksanakan shalat sunnahNah, itulah contoh dari sikap beriman kepada hari akhir. Semoga kita senantiasa berprasangka baik kepada Allah SWT, dan bisa mendapatkan surga di hari hayat nanti. .
  • ymmixwj1le.pages.dev/173
  • ymmixwj1le.pages.dev/58
  • ymmixwj1le.pages.dev/125
  • ymmixwj1le.pages.dev/214
  • ymmixwj1le.pages.dev/195
  • ymmixwj1le.pages.dev/114
  • ymmixwj1le.pages.dev/124
  • ymmixwj1le.pages.dev/116
  • ymmixwj1le.pages.dev/173
  • sebutkan dimensi yang terkait dengan keimanan hari akhir