Contohlatihan soal seni budaya tentang seni musik tradisional pilihan ganda dan kunci jawaban kelas 10, 11, 12 SMA MA Kurikulum 2013 revisi. Sesuai dengan judul artikel, kali ini kami akan membagikan salah satu latihan soal SMA MA mata pelajaran Seni Budaya. Terkait materi yang akan kami bagikan kali ini yaitu mengenai musik tradisional.
Dalam Bab I, penulis akan membahas Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pokok Masalah dan Tujuan Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penulisan, Tinjauan Pustaka, Konsep, Teori dan Metode Penelitian. Untuk Bab II, penulis akan membahas Sejarah Singkat Musik Seriosa, Komponis Musik Seriosa, Penyanyi Musik Seriosa, dan Masuknya Musik Klasik Barat pada Sekolah Musik dan Lembaga Musik di Indonesia. Bab III, akan membahas Kajian Komposisi Musik Seriosa dan Kajian Komposisi Lieder meliputi Struktur Musik, Pola Sajak, Pola Meter dan Makna Teks. Bab IV, akan membahas Teknik Vokal Barat, Analisa Teknik Bernyanyi Seriosa dan Adaptasi, selanjutnya Bab V, merupakan Kesimpulan dan Saran. BAB II MUSIK SERIOSA INDONESIA Sejarah Singkat Musik Seriosa Musik seriosa merupakan salah satu jenis musik klasik Indonesia yang berasal dari jenis musik lied di Jeman. Musik seriosa mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1950-an sejalan dengan penyelenggaraan pemilihan Bintang Radio dan Televisi BRTV. Komposisi dan penyajian musik seriosa persis dengan jenis lied bahwa lagu dan musik iringannya telah menyatu. Pada awalnya, lagu-lagu seriosa diiringi oleh piano namun seiring perkembangan musik iringan lagu-lagu seriosa diaransir dalam bentuk ensambel atau orkes. Untuk dapat membawakan lagu-lagu seriosa dengan baik, dibutuhkan suatu persyaratan yang mencakup kemampuan teknik vokal yang baik karena lagu-lagu seriosa merupakan adaptasi dari jenis lagu lied di Jerman. Musik seriosa merupakan bentuk nyanyian tunggal dengan iringan piano, yang dapat dinyanyikan dengan baik setelah terlebih dahulu menguasai teknik-teknik vokal. Teknik-teknik vokal tersebut mencakup, teknik produksi suara yang membahas berbagai hal yang erat kaitannya dengan organ-organ tubuh. Hal-hal yang berkaitan dengan produksi suara adalah pernafasan, sumber bunyi, gema suara, dan artikulasi. Lagu-lagu seriosa Indonesia berdasarkan tema syairnya dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu20 1. Musik seriosa dengan tema “Mengisahkan Keindahan Alam”. Beberapa lagu-lagu seriosa yang bertemakan keindahan alam adalah “Irama Desa” karya Iskandar, “Senja di Pelabuhan Perahu”karya Mochtar Embut, dan lain sebagainya. 2. Musik seriosa dengan tema “Mengisahkan Percintaan”. Beberapa lagu-lagu seriosa yang bertemakan percintaan adalah “Cintaku Jauh Di Pulau” Soetopo, “Embun” Sinsoe, “Kisah Sandiwara”, “Srikandi”, dan “Gadis Bernyanyi di Cerah Hari” karya Mochtar Embut, “Lumpur Bermutiara”karya Surni Wakirman, “Bagi Kekasih” karya Binsar Sitompul, “O, Angin” karya Cornel Simanjuntak, “Kisah Mawar di Malam Hari”, dan “Lagu Pujaan” karya Iskandar, dan lain sebagainya. 3. Musik seriosa dengan tema “Mengisahkan Patriotisme Kepahlawanan”. Beberapa lagu-lagu seriosa yang bertemakan patriotisme adalah “Lagu Untuk Pahlawan” Karya FA. Warsono, “Fajar Harapan” karya Ismail Marzuki, “Melati di Tapal Batas” karya Ismail Marzuki, “Bukit Kemenangan” Karya Djuhari, dan sebagainya. Komponis Seriosa Indonesia Pada bagian ini, penulis akan membahas beberapa komponis seriosa. Penulis menyadari tidak mampu memberikan gambaran tentang seluruh komponis-komponis musik seriosa secara lengkap dan menyeluruh diakibatkan data-data tentang komponis musik seriosa Indonesia yang sulit ditemukan. Dari beberapa data-data yang penulis dapatkan mengenai biografi komponis musik seriosa Indonesia adalah Cornel Simanjuntak; Mochtar Embut; Iskandar; Soetopo; dan Binsar Sitompul, Djuhari, Sinsoe. Komponis Cornel Simanjuntak Cornel Simanjuntak lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara tahun1921. Ia memperoleh pendidikan teori dan praktek musik dari Yesuit J. Schouten semasa bersekolah guru di HIK Xaverius College di Muntilan, Jawa Tengah. Tak banyak karya yang ditinggalkan, diantaranya adalah terutama lagu-lagu yang semuanya menunjukkan daya cipta indah dan kecakapan musiknya yang kuat. Melodinya indah, seperti pada Mekar Melati dan Mari Berdendang. Lagu Kemuning dan 0, Angin selain liriknya yang hangat mengharukan, juga mengandung cita rasa dramatik. Dari rencana gubahan operanya yang berjudul Madah Kelana, hanya sebagian kecil dapat diselesaikan, akan tetapi lagu-lagu mars perjuangan dan lagu-lagu patriotik gubahannya yang dinyanyikan di seluruh Indonesia, memegang peranan sangat penting dalam menggerakkan semangat perjuangan semasa revolusi fisik. Beberapa lagu jenis ini termasuk Maju Tak Gentar, Tanah Tumpah Darah, Padamu Pahlawan, Teguh Kukuh Berlapis Baja, Indonesia Tetap Merdeka yang lebih terkenal sebagai Sorak-Sorak Bergembira. Secara umum, lagu-lagu ini digubahnya ketika ia dirawat di Sanatorium Pakem, Yogyakarta. Pada masa pendudukan Jepang, ketika ia bekerja di Keimin Bunka Shidosho, ia menciptakan banyak lagu berbau propaganda, tetapi mempunyai arti penting sebagai latihan penciptaan bagi dirinya dan pendidikan musik untuk rakyat. Diantaranya adalah Menanam Kapas, Menabung, Bekerja, Bikin Kapal, Hancurkanlah Musuh Kita yang lebih dikenal sebagai Awaslah Inggris dan Amerika. Karya-karyanya yang lain Citra, O Ale Alogo, Kupinta Lagi, Andigan ma, Di na laho Maridi. Cornel meninggal pada tanggal 15 September 1946 akibat penyakit paru-paru yang dideritanya dan disebabkan kehidupan tak teratur selama masa perjuangan kemerdekaan, bahwa ia ikut ambil bagian secara aktif. Secara anumerta, dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan oleh Pemerintah RI tahun 1961. Kerangka jenazahnya tanggal 10 November 1980 dipindahkan dari pemakaman umum ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta. Komponis Mochtar Embut Mochtar Embut lahir pada tahun 1934 dari seorang ayah yang berasal dari Medan dan ibu berasal dari Ngawi, Jawa Timur. Ketika berusia tiga tahun ia sudah mengenal musik dari orang tuanya. Pada usia 12 tahun, ia menjadi pianis dan anggota orkes Kesejahteraan Angkatan Darat Territorium VII. Setelah tamat SMA di Makasar, ia pindah ke Jakarta dan bekerja di RRI sebagai penggubah lagu. Lagu-lagu gubahannya antara lain Di Wajahmu Kulihat Bulan, Di Sudut Bibirmu, Mars Pemilihan Umum, Mars Keluarga Berencana, Swa Bhuwana Paksa. Mochtar Embut seorang komponis yang kreatif dan produktif. Sepanjang hidupnya ia menggubah tidak kurang dari 100 lagu, baik pop, seriosa, maupun keroncong. Ia juga mengaransir lagu-lagu untuk orkes besar. Ia dikenal sebagai salah seorang tokoh seni musik Indonesia. Pada tahun 1971 ia pergi ke Tokyo untuk mengikuti festival lagu pop sedunia, dan pada kesempatan itu ia membawakan lagunya yang berjudul With the Deepest Love from Jakarta yang dibawakan oleh Elly Srie Kudus. Sampai akhir hayatnya Mochtar Embut tidak berkeluarga, ia menderita sakit kanker hati. Akibat penyakitnya ini, yang pada awalnya dirawat di Jakarta kemudian dipindahkan ke Bandung. Pada tahun 1973 Mochtar Embut meningal dunia dan dimakamkan di Jakarta. Komponis Iskandar Iskandar lahir tanggal 7 September 1920 di Plaju. Ayahnya, K. Suwandi, bekerja sebagai pegawai pada perusahaan minyak. Sejak kecil ia sudah menunjukkan kegemarannya pada musik dengan menyanyi dan menari. Namun dalam usia 23 tahun, ia benar-benar terjun secara penuh menjadi pemain musik dengan bergabung pada Orkes Keroncong pimpinan M. Sagi, kemudian bergabung dengan Orkes Studio Radio Pendudukan Jepang 1943. Tahun 1945 setelah proklamasi kemerdekaan RI, terbentuklah RRI Studio Jakarta, ia ditunjuk langsung sebagai pemimpin Orkes Studio RRI Radio Republik Indonesia Jakarta. Iskandar juga mendirikan dan memimpin Orkes Putra Indonesia dan Orkes Empat Sekawan. Tanggal 5 Oktober 1948, ia mendirikan dan memimpin Orkes Puspa Kencana yang pemainnya kebanyakan terdiri dari para pemain Orkes Studio RRI Jakarta. Di tahun ini juga, ia mulai mencipta lagu-lagu, yang umumnya berupa lagu-lagu "semi klasik". Pergumulannya dengan musik mempertemukannya dengan seorang gadis penyanyi yang tenar di zamannya, Coryati yang kemudian menjadi istrinya. Tahun 1953, tampil memimpin Orkes Tjandra Kirana, yang terdiri dari 16 pemain. Karirnya di RRl terus menanjak, tahun 1972 diangkat menjadi Kepala Pembinaan Orkes-Orkes Studio sampai 1975. Tiga tahun kemudian, Januari 1978, tampil untuk pertama kalinya memimpin Orkes Telerama di layar TV Televisi, dengan acara siaran tetap sekali sebulan. Beberapa dari ratusan karya-karya lagu yang telah diciptakan, sebagian besar lagu-lagu itu berhasil memasyarakat pada zamannya, malah merupakan karya monumental. Lagu-lagu ciptaannya beragam jenisnya, ada Seriosa Dahaga, Karam, Lagu Pujaan, Dewi Anggraeni, Keroncong Bandar Jakarta, syairnya oleh Ismail Marzuki, Hiburan Sabda Alam, Mars Pemilihan Umum dan Keluarga Berencana dan Hymne Gita Jaya. Dalam musik pop, ia punya perhatian tersendiri pada Andi Meriem Mattalata asal Ujung Pandang, dengan menciptakan lagu khusus di antaranya Mutiara Dari Selatan, Mohon Pamit, Sebutir Mutiara, Sadarlah Sayang, Mesedih, Tiada Bulan Di Wajah Rawan dan lain-lain. Perhatian khusus pernah pula ia berikan kepada banyak penyanyi sebelumnya, antara lain Bing Slamet, Ade Ticoalu, Norma Sanger, Titiek Puspa, dan anak sulungnya sendiri, Diah Iskandar. Sebagai tanda bakti kepada ayahnya, dengan bantuan TVRI Televisi Republik Indonesia, Diah mempersembahkan Orkes Chandra Kirana, yang ia resmikan bertepatan dengan hari ulang tahun Iskandar tanggal 7 September 1979. Komponis Binsar Sitompul Binsar Sitompul lahir di Pahae Tarutung tanggal 5 Maret 1923. Ia menamatkan Sekolah Dasar Hollands – Inlandsche School pada tahun 1939, lalu melanjutkan pendidikan sekolah pendidikan guru Hollands-Indische Kweekschool Katolik di Muntilan. Sekolah di Muntilan itu memberikan kesempatan pertama baginya untuk berkenalan secara serius dengan musik klasik dalam berbagai bentuk penampilan, antara lain dalam bentuk orkes simfoni. Selama pendudukan Jepang, ia berkonsentrasi dalam permainan biola dan mendalami teori musik. Binsar Sitompul menjadi pemasaran untuk bidang musik saat kongres Kebudayaan I tahun 1948 di Magelang. Ia juga menjadi anggota Panitia Indonesia Raya tahun 1948 di Yogyakarta, yang antara lain membahas lagu kebangsaan dari segi pemyempurnaan bentuk dan penggunaannya secara protokoler. Pada tahun 1950, ia mendapat kesempatan belajar di Belanda selama beberapa tahun dan sekembalinya ke tanah air, ia bekerja di RRI Jakarta dan menjadi dosen untuk teori harmoni di IKIP Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Jakarta, sekarang Universitas Negeri Jakarta UNJ. Pada tahun 1957, ia mendirikan dan membina Paduan Suara RRI, serta menjadi pengajar sejarah musik di sekolah musik Yayasan Pendidikan Musik YPM. Beberapa karyanya terpilih sebagai lagu wajib dalam lomba paduan suara tingkat nasional dan propinsi. Karya-karya seriosanya adalah “T’rima Salamku”, “Tembang Ria”, “Doa”, “Saudade”, “Renungan di Makam Pahlawan”, Monolog Pak Jaya di Makam Pahlawan”, dan “Bagi Kekasih”. Komponis Soetopo Soetopo lahir di Jombang, 26 April 1937. Ia memperoleh pendidikan formal dalam bidang musik di Sekolah Menengah Musik Indonesia Yogyakarta pada tahun 1957. Kemudian ia melanjutkan studinya di Akademi Musik Indonesia dan ISI Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan berguru kepada beberapa musisi dari luar negeri seperti Willy Piel, Bodmer dan G. Kenney. Pertama kali menciptakan lagu sekitar tahun 1951 saat aktif dalam gerakan kepaduan. Selain berprofesi sebagai pemusik, ia juga berdinas di TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir sebagai kolonel. Ia mengajar di ISI Yogyakarta 2001-2006. Ia juga pernah bertugas di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Direktur Kesenian, serta sering memimpin aubade dalam acara Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara 1971-1988. Sebagai konduktor paduan suara dan orkes simfoni, ia tercatat pernah memimpin Orkes Simfoni Jakarta dan Orkes ISI Yogyakarta serta mengiringi musisi Adidarma, Iravati M. Sudiarso dan Kuei Pin Yeo. Tahun 1985, ia mewakili Indonesia menjadi konduktor dalam ASEAN Assosiation Of South East Nation Youth Music Camp di Malaysia. Beberapa komposisi vokal ciptaannya adalah “Mars Wajib Belajar 9 Tahun”, “Himne ASEAN”, “Himne Kodam Trikora”, Himne Universitas Widya Mandala Surabaya”. Karya musik seriosanya adalah “Cintaku Jauh Di Pulau”, “Bukit Hitam”, “Puisi Rumah Bambu” dan “Gersang”. Komponis Djuhari Djuhari lahir di Garut 6 Juni Tahun 1924 dan mempunyai bakat seni sejak kecil secara otodidak. Diwarisi oleh ayahnya yang juga pemain musik dan ibunya yang menyenangi seni Sunda. Tidak heran sejak duduk di bangku kelas VI Lagere School ia telah mampu mencipta lagu. Kariernya lama dijalani di RRI Bandung hingga Tahun 1972, kemudian ia mendapat tugas sebagai Kepsta RRI Bogor sampai akhir Tahun 1975. Pekerjaan di RRI mendorong berkembangnya bakat beliau. Sejak itu dari tangannya tercipta lebih dari 400 buah karya lagu. Jenis lagu yang ia ciptakan sangat beragam seperti; lagu-lagu jenis hiburan, keroncong, seriosa, pop, lagu anak-anak, qasidah, hingga dangdut dan pop Sunda pun ia pernah ciptakan. Salah satu kenangan beliau dalam menciptakan lagu, seperti seringkali diceriterakan kepada anaknya; ialah pada saat diminta oleh pimpinan Studio Jakarta Iskandar dan Mochtar Embut, untuk menciptakan lagu seriosa yang akan dipergunakan dalam Pemilihan Bintang Radio. Saat itu beliau belum pernah menciptakan jenis seriosa. Namun akhirnya ia mencobanya, maka lahirlah dua buah lagu berjudul Bukit Kemenangan dan Hati Penuh Kerinduan. Lagu itu dijadikan lagu wajib Pemilihan Bintang Radio Tahun 1960-an hingga beberapa tahun kemudian. Lagu lain yang yang selalu menjadi kenangan beliau ialah lagu Seuntai Manikam. Saat itu tahun 1960, RRI mengadakan sayembara mengarang lagu. Djuhari mencipatakan lagu tersebut selain dorongan kesenimanannya namun konon saat itu beliau sedang menghadapi kesulitan dana untuk menghadapi kelahiran putranya. Dan ternyata lagu Seuntai Manikam pemenangnya. Uang hadiah langsung ia bayarkan untuk biaya kelahiran putra kedua yang lahir tepat saat pemenangnya diumumkan. Lagu-lagu beliau banyak dinyanyikan para Bintang Radio/TV, seperti Sam Saimun, Bing Slamet, Donny Saleh, Dedy Damhudi, Tatty Saleh, Group Patria, dll. Beliau juga salah seorang Dewan Juri baik provinsi maupun tingkat Nasional setiap kegiatan Pemilihan Bintang Radio/TV hingga tahun terakhir. Di bidang penulisan naskah dan penyutradaraan Sandiwara Radio, beliau adalah pakarnya. Tahun 1993 pernah membawa RRI Bandung menjadi juara Swara Kencana. Ratusan naskah sandiwara dan oratorium ia pun ciptakan. Salah satu diantaranya ialah Oratorium Penyiaran Teks Naskah Proklamasi Kemerdekaan RRI oleh para pejuang radio di Bandung yang pernah mendapat penghargaan dari Menteri Penerangan, Harmoko. Perjalanan hidupnya ia curahkan hampir sepenuhnya untuk musik dan RRI. Sederatan Piagam Penghargaan tak terhitung jumlahnya. Mulai dari Gubernur Jawa Barat bahkan pernah menerima Piagam Penghargaan dari Persiden RI 1982. Karya-karya almarhum yang populer antara lain Lagu Pop Senja di Priangan, Seuntai Manikam, Balada Dwikora, Tangkuban Perahu, Kepada Guru, Kepada Pak Tani, Kepada Pak Sopir, Kepada Para Medis. Lagu Seriosa Bukit Kemenangan, Hati Penuh Kerinduan, Bunga Yang Gersang, Permata Hijau. Lagu Keroncong Di Remang Petang, Pulang, Gita Persada, Api Kasih. Hymne Hymne IKOPIN, Hymne Siliwangi Dari Bumi dan Hati Tumbuhlah. Lagu Pop Sunda Hariring Kuring, Ngabungbang, Panineungan, Harianeun, Teu Nyana, Ngalamun, Pasosore, Mapag Rayagung. Lagu anak-anak Mobil Butut, Ayun-Ayunan, Cika-cika, Hayu Mulang, Ucing jeung Anjing, Caang Bulan. Lagu Qasidah Balada Maha Pencipta, Pemuda Alam Semesta, Allah Maha Besar, Maha Pemurah, Do'a Syukur, Gita Idul Fitri, Bulan Suci Telah Tiba, Yerusalem, dll. Naskah Sandiwara Radio Pengorbanan, Jalan Buntu, Menguak Tirai Kegelapan, Bukit Kemenangan, Sebuah Berita, Melati Berduri, Anak-anak yang Terbuang, Dr. Mira, dll. Tak cukup ruang dan waktu untuk menulis berjuta jasa dan kenangan almarhum. Hanya do'a yang mengiringi kepergian Bapak. Selamat jalan Maestro RRI, musisi legendaris, sesepuh kami, beristiratlah di sisi Tuhan. Kami mengiringi dengan do'a dan air mata, karena belum bisa membalas jasa budi baikmu. Iik Setiawan RRI Bandung . Komponis George Rudolf Willems Sinsoe George Rudolf Willems Sinsoe lahir di Tahuna, Sangihe, 12 November 1912 dan meninggal pada 9 Juli 1974 di Bogor, Jawa Barat, dalam usia 62 tahun. Menyelesaikan pendidikannya di AMS semacam SLA sampai kelas II pada tahun 1932. Ia mahir memainkan gitar yang dipelajari dari ibunya. Ia tertarik pada biola karena terkesan oleh permainan biola Joe Fenaty dalam Film King of Jazz. Bakat musiknya menurun dari ibunya, yang pandai bermain biola dan mandolin serta pintar menyanyi. Tahun 1935 ia mendapat kontrak untuk main di Singapura dan kemudian keliling Semenanjung Malaka. Tahun 1937 ia gagal memasuki Hongkong, karena Jepang telah memasuki Cina. Di Jawa ia mendirikan orkes Hawaiian Syncopeters yang merupakan satu dari lima besar dunia. Pada masa pendudukan Jepang ia ditarik main dalam orkes symphoni Hosho Kyoku. Dalam masa itulah lahir karya-karyanya yang terkenal seperti Surya Wisesa, Embun. Penataan musik untuk film dimulainya sejak Darah dan Doa 1950, karya Usmar Ismail. Dan karyanya untuk Harimau Tjampa 1954 berhasil memenangkan hadiah dari FFA di Singapura 1955. Pada awal 1930-an, mendirikan Hawaiian Syncopators di Jakarta. Pada 1950-an, ia bermain di Hotel Des Indes bersama Nick Mamahit piano, Bart Risakotta drums sedangkan dirinya memainkan bass. Ketika TIM baru berdiri pada akhir tahun 1960-an, ia menyelenggarakan pertunjukan musik dalam bentuk big band. Acara itu sempat berlangsung secara rutin setiap tiga bulan. Dalam Expo 1970 di Osaka, Jepang, bergabung dengan Indonesia Enam, pimpinan Mus Mualim, bersama Sadikin Zuchra, Idris Sardi, Maryono, dan Benny Mustapha. Selain bermusik, tahun 1950-an, pernah main film berjudul Krisis. Awal tahun 1970-an namanya kembali muncul di dunia musik dengan rombongan Big Band-nya, yang memanggil kembali perhatian orang pada musik Jazz. Sejak tahun 1964 tiba-tiba ia muncul sebagai pelukis abstrak. Pernah pameran di TIM. Penyanyi Seriosa Indonesia Pada bagian ini, penulis akan membahas beberapa penyanyi seriosa yang sudah memberikan konstribusi di dalam perkembangan musik seriosa pada masanya masing-masing. Sangat sulit memperoleh data-data menyangkut penyanyi-penyanyi seriosa Indonesia, oleh karena itu penulis tidak mungkin memberikan gambaran tentang seluruh penyanyi seriosa Indonesia dalam penelitian ini dikarenakan data tentang biografi mereka belum dituliskan. Berikut ini adalah beberapa penyanyi seriosa Indonesia Pranawengrum Katamsi, Aning Katamsi, Pranadjaya, Rose Pandanwagi, Christopher Abimanyu. Pranawengrum Katamsi Pranawengrum Katamsi sapaan akrab dengan nama Rum lahir tanggal 28 Maret 1943, ia merupakan putri kelima dari enam bersaudara dari pasangan RM Surachmad Padmorahardjo dan Oemi Salamah. Bakat seni yang mengalir dalam dirinya didapat dari sang ayah. Ayahnya yang berprofesi sebagai pegawai swasta memiliki kemampuan bermain biola. Dengan latar belakang yang dimiliki oleh orang tuanya, maka perhatian yang penuh diberikan kepada Rum dalam mengembangkan bakat bernyanyi yang dimiliki. Ditengah proses tersebut, ia harus menerima kenyataan bahwa ayahnya meninggal dunia disaat ia masih berusia tujuh tahun. Dalam situasi ini, posisi ayah yang selalu mendukung perkembangan bakat musik bernyanyi Rum digantikan oleh ibunya. 21 Saat menempuh pendidikan di SMA Sekolah Menengah Atas, Rum mendapatkan kesempatan dari Nathanael Daldjoeni kepala sekolah yang juga berprofesi sebagai penggubah lagu dan pemerhati musik. Nathanael salah satu orang yang berjasa dalam memperkenalkan lagu seriosa kepadanya. Lambat laun Rum mulai mencintai lagu seriosa dan belajar musik ini dengan serius. Di tengah upayanya memperkenalkan musik seriosa, Rum tak memungkiri masih adanya pandangan keliru dari segelintir kalangan yang menganggap bahwa musik seriosa hanya untuk konsumsi ''orang berstatus tinggi'' dengan pemahaman musik di atas rata-rata. Padahal, musik seriosa sendiri tak pernah membatasi diri. Bahkan pada 1950-an, seriosa menjadi musik yang sering dinyanyikan kaum remaja. Pada 1960, Rum mengikuti lomba seriosa di Pekan Kesenian Jakarta mewakili sekolahnya. Rum yang ketika itu masih berusia 16 tahun berhasil meraih juara II. Setahun berselang, ia mengikuti ajang Bintang Radio Wakil Presiden Republik Indonesia 1972-1978 Yogyakarta tingkat nasional, ia mampu mendapatkan gelar juara harapan. Rum secara terus menerus menimba ilmu kepada banyak guru vokal, seperti R Suwandi, Suthasoma, Kusbini, Binsar Sitompul, Sari Indrawati, EL Pohan, dan N Simanungkalit. Salah satu di antara guru vokal yang mendidik Rum yaitu, N. Simanungkalit memiliki keyakinan bahwa Rum akan tumbuh menjadi penyanyi seriosa yang terkenal di Indonesia. Saat masih menjadi mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, ia tampil sebagai juara pertama dalam Pekan Kesenian Mahasiswa seluruh Indonesia di Denpasar Bali. Prestasinya yang paling membanggakan adalah saat ia berhasil keluar sebagai jawara sebanyak tujuh kali dalam perlombaan Bintang Radio dan televisi tingkat nasional jenis seriosa yakni pada tahun 1964, 1965, 1966, 1968, 1974, dan 1980. Atas prestasi itu, Rum berhak mendapat Piala Supratman, sebuah penghargaan tertinggi dalam ajang tersebut. Pada 27 Januari 1964, Rum menikah dengan Amoroso Katamsi, seorang aktor, dokter, dan perwira Angkatan Laut. Sebagai istri seorang prajurit, Rum kerap menemani suaminya bertugas, seperti saat aktor pemeran Presiden Republik Indonesia Kedua 1966-1988 Soeharto dalam film G30S/PKI Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia itu ditugaskan ke Cilacap pada tahun 1969 hingga 1973. Selama kurun waktu tersebut, Pranawengrum absen dari kompetisi bintang radio dan televisi. Setelah menikah, Rum dan keluarga bermukim di Jakarta. Status barunya sebagai ibu rumah tangga tak menghalangi hasratnya untuk terus berkecimpung di dunia olah vokal. Dengan dukungan penuh dari sang suami, Rum kian giat berlatih di bawah bimbingan Pranadjaja, FX Sutopo, Sunarto Sunaryo, dan Anette Frambach. Ia bahkan tak hanya eksis berkarya sebagai penyanyi tetapi juga turut berusaha mengembangkan genre seriosa di Indonesia. Misalnya Rum mengumpulkan rekan seprofesinya untuk memperkenalkan musik seriosa kepada masyarakat awam. Upaya lain yang dilakukannya adalah membuat rekaman bersama pianis Soewanto Soewandi, di bawah label Irama Master, namun sayangnya album tersebut kurang mendapat sambutan hangat. Rum pernah mendapat undangan untuk tampil dalam Pentas Paduan Suara Rum pernah mendapat undangan untuk tampil dalam Pentas Paduan Suara
Sutradaramerupakan salah satu yang paling utama, karena sutradara adalah orang yang memimpin dan membuat teknik atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari cerita jalannya, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan lain dan lain-lain.
Seriosa dalam penyajiannya merupakan salah satu jenis lagu yang menggunakan Teknik? Rock N Roll Klasik Latin Hip Hop Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah B. Klasik. Dilansir dari Ensiklopedia, seriosa dalam penyajiannya merupakan salah satu jenis lagu yang menggunakan teknik Klasik. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Rock N Roll adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Klasik adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban C. Latin adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. Hip Hop adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah B. Klasik.
SELEKSIINTERNAL UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN. DALAM RANGKA PEKAN SENI MAHASISWA NASIONAL (PEKSIMINAS) XV. TAHUN 2020 “PRESTASI ADALAH TRADISI KAMI” PEKSIMINAS merupakan kegiatan dua tahunan yang berkesinambungan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal PendidikanTinggi melalui organisasi Badan
Musik seriosa merupakan salah satu jenis musik modern di Indonesia yang berasal dari jenis musik lied Jeman atau art song Inggris. Musik seriosa mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1950-an sejalan dengan penyelenggaraan pemilihan Bintang Radio dan Televisi BRTV. Komposisi dan penyajian musik seriosa persis dengan jenis lied dimana lagu dan musik iringannya telah menyatu. Biasanya lagu-lagu seriosa diiringi oleh piano namun ada juga dengan iringan ensambel atau orkes. Untuk dapat membawakan lagu-lagu seriosa dengan baik, membutuhkan suatu persyaratan yang mencakup, kemampuan teknik vokal yang baik karena lagu-lagu seriosa merupakan adaptasi dari jenis lagu lied di Jerman atau art song di Inggris, merupakan bentuk nyanyian tunggal dengan iringan piano, yang dapat dinyanyikan dengan baik setelah terlebih dahulu menguasai teknik-teknik vokal. Teknik-teknik vokal tersebut mencakup, teknik produksi suara yang membahas berbagai hal yang erat kaitannya dengan organ-organ tubuh yang berkaitan dengan produksi suara seperti pernafasan, sumber bunyi, gema suara, dan artikulasi. Keberadaan Sekolah Menengah Musik, Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan seni musik memiliki fungsi dan peranan penting dalam perkembangan musik seriosa. Di sisi lain para komponis Indonesia telah berupaya menciptakan lagu-lagu seriosa untuk melengkapi khasanah repertoar buah musik untuk spesialisasi vokal. Lagu-lagu seriosa Indonesia yang dipakai sebagai buah musik dalam spesialisasi vokal tersebut berdasarkan tema syairnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu 1. Mengisahkan tentang keindahan alam seperti, Irama Desa karya Iskandar, Fajar Harapan karya Ismail Marzuki, Senja di Pelabuhan Perahu karya Mochtar Embut, dan lain sebagainya. 2. Mengisahkan hal percintaan seperti, Sandiwara karya Mochtar Embut, Lumpur Bermutiara karya Surni Wakirman, Bagi Kekasih karya Binsar Sitompul, O, Angin karya Cornel Simanjuntak, Lagu Pujaan karya Iskandar, dan lain sebagainya. 3. Mengisahkan tentang patriotisme kepahlawanan seperti, Lagu Untuk Pahlawan Karya FA. Warsono, Fajar Harapan karya Ismail Marzuki, Melati di Tapal Batas karya Ismail Marzuki, dan sebagainya. Lagu-lagu tersebut digubah atau diciptakan dengan mengacu kepada lagu-lagu lied atau art song, baik dalam tingkat kesulitan maupun penggarapan musik iringan, sehingga lagu-lagu seriosa dapat disejajarkan dengan lied atau art song. Misalnya, lagu Irama Desa karya Iskandar dapat disejajarkan dengan Arie Antiche lagu-lagu dalam bahasa Italia dan Caro Mio Ben karya Giordani. Lagu Mekar Melati karya Cornel Simanjuntak dapat disejajarkan dengan lagu O Cessate di Piargarmi karya A. Scarlatti. Lagu Malam Indah karya Syafii Embut, dapat disejajarkan dengan lagu, Victoria-Victoria Mio Core karya Carissimi, dan sebagainya. Perkembangan Musik Seriosa Secara historis kultur musik modern di Indonesia mulai terlihat ketika orkes HIK Xaverius Kolage di Muntilan, Jawa Tengah pada tahun 1935 dengan lebih dari 60 orang pemain, berkarya dan mempergelarkan karya-karya komposer Schubert, Beethoven, Borodin, dan berbagai karya komposer lainnya dibawah asuhan J. Schouten. Sitompul 1987 19 mengemukakan, bahwa J. Schouten sering menyanyikan komposisi musik vokal dari berbagai zaman sekaligus memainkan iringan pianonya dengan sangat mengesankan. Perkenalan lagu-lagu Schubert dan berbagai karya komposer lainnya sebagaimana dilakukan oleh Schouten, berhasil menanamkan pemahaman yang mendalam pada para siswa HIK Xaverius Kolage seperti, Cornel Simanjuntak, Binsar Sitompul, dan seluruh siswa sekolah tersebut. Pada tahun-tahun pertama di Muntilan 1935 Cornel Simanjuntak telah memperlihatkan kemampuannya untuk menggubah berbagai karya sastra dari beberapa pujangga Indonesia seperti, Amir Hamzah dan Sanusi Pane menjadi beberapa lagu seriosa yang terhimpun dalam buku, Madah Kelana. Kemudian setelah itu Cornel Simanjuntak menggubah sajak-sajak, O Angin, Kemuning, dan Wijaya Kusuma, menjdi lagu-lagu seriosa yang sangat digemari oleh pencita lagu-lagu seriosa. Komponis lainya yang banyak menciptakan lagu-lagu seriosa adalah, Binsar Sitompul, Mochtar Embut, Iskandar, Ismail Marzuki, Surni Wakirman, Syafii Embut, dan sebagainya. Karya-karya para komponis Indonesia tersebut menjadi bahan dalam studi vokal di berbagai sekolah musik di Indonesia. Melihat keberadaan dan perkembangan lagu-lagu seriosa Indonesia, dapat dikatakan bahwa jenis lagu-lagu ini tidak begitu digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Penggemarnya hanya terbatas pada segmen tertentu saja yaitu para siswa atau mahasiswa jurusan musik serta sebagian kecil masyarakat.
NaniaNuzulita, mahasiswi teknik informatika angkatan 2010 berhasil menyabet juara ke 2 kategori putri dengan point 1458, terpaut 30 point dengan juara pertama. Mengikuti Ajang Pekan Seni Mahasiswa Regional (Peksiminal) Jawa Timur dalam tangkai lomba Seriosa di Rektorat UB lt 6 10 Mei 2012, nania sebelumnya juga menyabet gelar juara 1 untuk tingkat Universitas
Laleha Bedhaya. Bedhaya dengan iringan gendhing Laleha serta merupakan salah satu bedhaya ciptaan zaman Sultan Hamengkubuwono VI, mengambil serat Harjunasasra ketika perang melawan Sumantri. Lambangsari, Bedhaya. Bedhaya yang menggunakan gendhing Lambangsari sebagai pengiringnya, serta diciptakan pada zaman Sultan Hamengkubuwono
Senidapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti kritik sosial, gagasan, kebijakan, dan memperkenal produk kepada masyarkat, bisa dilihat dalam lirik lagu yang mengandung makna banyak Fungsi saran hiburan Musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan, akibat rutinitas harian serta sebagai sarana rekreasi. Fungsi
Menyanyilagu .. biasanya menggunakan tehknik vokal yang sulit. A. Seriosa B. Keroncong C. Daerah D. Melayu27. Berikut ini yang termasuk alat musik perkusi, kecuali . A. Tifa B. Ketipung C. Kendang D. Kecapi 28. Angklung, suling dan calung merupakan alat musik tradisional yang berbahan dasar . A. Besi B. Kayu C. Bambu D. Rotan29.
. ymmixwj1le.pages.dev/52ymmixwj1le.pages.dev/380ymmixwj1le.pages.dev/155ymmixwj1le.pages.dev/210ymmixwj1le.pages.dev/236ymmixwj1le.pages.dev/111ymmixwj1le.pages.dev/90ymmixwj1le.pages.dev/220ymmixwj1le.pages.dev/72
seriosa merupakan salah satu lagu yang menggunakan teknik